Keistimewaan-keistimewaan Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah kalamullah yang
diturunkan kepada Rasul kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, dimulai
dengan surat al-Fatihan dan ditutup dengan surat an-Nas, bernilai ibadah bagi
siapa yang membacanya, berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللَّهِ
فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لاَ أَقُولُ الم حَرْفٌ
وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ
“Barangsiapa yang membaca satu huruf
dari al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan dilipatgandakan
menjadi sepuluh kali lipat. Saya tidak mengatakan الــم ialah satu huruf, akan
tetapi satu huruf, ل satu huruf dan م satu huruf”. [HR. Bukhari].Banyak hadits
shahih yang menjelaskan tentang keutamaan membaca surat-surat dari al-Qur’an.
Berikut ini kami paparkan sebagian
keistimewaan-keistimewaan al-Qur’an al-Karim:
1. Tidak sah shalat seseorang kecuali
dengan membaca sebagian ayat al-Qur’an (yaitu surat Al-Fatihah-Red) berdasarkan
sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam:
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لَمْ يَقْرَأْ بِفَاتِحَةِ
الْكِتَابِ
“Tidak ada shalat bagi orang yang tidak
membaca surat al-Fatihah”. [HR. Bukhari-Muslim].
2. Al-Qur’an terpelihara dari tahrif
(perubahan) dan tabdil (penggantian) sesuai dengan firman Allah Azza wa Jalla :
إِنَّا نَحْنُ نَزَّلْنَا الذِّكْرَ وَإِنَّا
لَهُ لَحَافِظُونَ
“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan
al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”. [al-Hijr:9]
Adapun kitab-kitab samawi lainnya
seperti Taurat dan Injil telah banyak dirubah oleh pemeluknya.
3. Al-Qur’an terjaga dari
pertentangan/kontrakdiksi (apa yang ada di dalamnya) sesuai dengan firman Allah
Subhanahu wa Ta’ala :
أَفَلاَ يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْءَانَ وَلَوْ
كَانَ مِنْ عِندِ غَيْرِ اللهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلاَفاً كَثِيرًا
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan
Alquran? Kalau kiranya Alquran itu bukan dari sisi Allah, tentulah mereka
mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya”. [An-Nisa’: 82]
4. Al-Qur’an mudah untuk dihafal
berdasarkan firman Allah:
وَلَقَدْ يَسَّرْنَا الْقُرْءَانَ لِلذِّكْرِ
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan
al-Qur’an untuk pelajaran”. [al-Qamar: 32]
5. Al-Qur’an merupakan mu’jizat dan
tidak seorangpun mampu untuk mendatangkan yang semisalnya. Allah Subhanahu wa
Ta’ala telah menantang orang Arab (kafir Quraisy) untuk mendatangkan
semisalnya, maka mereka menyerah (tidak mampu). Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
أَمْ يَقُولُونَ افْتَرَاهُ قُلْ فَأْتُوا
بِسُورَةٍ مِّثْلِهِ
“Atau (patutkah) mereka mengatakan:
“Muhammad membuat-buatnya”. Katakanlah: “(Kalau benar yang kamu katakan itu),
maka cobalah datangkan sebuah surat seumpamanya … “. [Yunus: 38].
6. Al-Qur’an mendatangkan ketenangan dan
rahmat bagi siapa saja yang membacanya, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam :
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ
اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلَّا نَزَلَتْ
عَلَيْهِمُ السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ
“Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam
suatu majlis kecuali turun pada mereka ketenangan dan diliputi oleh rahmat dan
dikerumuni oleh malaikat dan Allah akan menyebutkan mereka di hadapan para
malaikatnya”. [HR. Muslim]
7. Al-Qur’an hanya untuk orang yang
hidup bukan orang yang mati berdasarkan firman Allah:
لِّيُنذِرَ مَن كَانَ حَيًّا
“Supaya dia (Muhammad) memberi
peringatan kepada orang-orang yang hidup (hatinya)”. [Yaasiin: 70]
Dan firman Allah:
وَأَن لَّيْسَ لِلإِنسَانِ إِلاَّ مَا سَعَى
“Dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya”. [An-Najm:39]
Imam Syafi’i mengeluarkan pendapat dari
ayat ini bahwa pahala bacaan al-Qur’an tidak akan sampai kepada orang-orang
yang mati. Karena bacaan tersebut bukan amalan si mayit. Adapun bacaan seorang
anak untuk kedua orang tuanya, maka pahalanya bisa sampai kepadanya, karena
seorang anak merupakan hasil usaha orang tua, sebagaimana disebutkan dalam
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
8. Al-Qur’an sebagai penawar (obat) hati
dari penyakit syirik, nifak dan yang lainnya. Di dalam al-Qur’an ada sebagian
ayat-ayat dan surat-surat (yang berfungsi) untuk mengobati badan seperti surat
al-Fatihah, an-Naas dan al-Falaq serta yang lainnya tersebut di dalam sunnah
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salllam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
:
يَآأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَآءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ
مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَآءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang
kepadamu pelajaran dari Rabbmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang
berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman”.
[Yunus :57]
Begitu pula dalam firmanNya:
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْءَانِ مَا هُوَ شِفَآءٌ
وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an suatu
yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. [ِAl-Israa’:82]
9. Al-Qur’an akan memintakan syafa’at
(kepada Allah) bagi orang yang membacanya, berdasarkan sabda Rasulullah
Shallalllahu ‘alaihi wa sallam.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ
الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah al-Qur’an, karena sesungguhnya
ia akan datang di hari kiamat memohonkan syafa’at bagi orang yang membacanya
(di dunia)”. [HR. Muslim].
10. Al-Qur’an sebagai hakim atas
kitab-kitab sebelumnya, sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
وَأَنزَلْنَآإِلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ
مُصَدِّقًا لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ مِنَ الْكِتَابِ وَمُهَيْمِنًا عَلَيْهِ
“Dan Kami telah turunkan kepadamu
Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu
kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian terhadap kitab-kitab
yang lain itu”. [al-Maidah: 48]
Al-Hafidz Ibnu Katsir berkata sesudah
menyebutkan beberapa pendapat tentang tafsir (مُهَيْمِنًا ): “Pendapat-pendapat
ini mempunyai arti yang berdekatan (sama), karena istilah (مُهَيْمِنًا )
mencakup semuanya, yaitu sebagai penjaga, sebagai saksi, dan hakim terhadap
kitab-kitab sebelumnya. Al-Qur’an adalah kitab yang paling mencakup dan
sempurna, yang diturunkan sebagai penutup kitab-kitab sebelumnya, yang mencakup
seluruh kebaikan (pada kitab-kitab) sebelumnya. Dan ditambah dengan
kesempurnaan-kesempurnaan yang tidak (ada dalam kitab) yang lainnya. Oleh
karena inilah Allah k menjadikannya sebagai saksi kebenaran serta hakim untuk
semua kitab sebelumnya, dan Allah menjamin untuk menjaganya. [Tafsir Ibnu
Katsir juz 2 hal. 65].
11. Berita Al-Qur’an pasti benar dan
hukumnya adil. Allah Azza wa Jalla berfirman:
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلاً
لاَ مُبَدِّلَ لِكَلِمَاتِهِ
“Telah sempurnalah kalimat Rabbmu
(al-Qur’an), sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat
merobah-robah kalimat-kalimat-Nya”. [al-An-‘aam: 115].
Qatadah rahimahullah berkata: “Setiap
yang dikatakan al-Qur’an adalah benar dan setiap apa yang dihukumi al-Qur’an
adalah adil, (yaitu) benar dalam pengkhabaran dan adil dalam perintahnya, maka
setiap apa yang dikabarkan al-Qur’an adalah benar yang tidak ada kebohongan dan
keraguan di dalamnya, dan setiap yang diperintahkan al-Qur’an adalah adil yang
tidak ada keadilan sesudahnya, dan setiap apa yang dilarang al-Qur’an adalah
bathil, karena al-Qur’an tidak melarang (suatu perbuatan) kecuali di dalamnya
terdapat kerusakan. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla :
يَأْمُرُهُم بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَاهُمْ
عَنِ الْمُنكَرِ وَيُحِلُّ لَهُمُ الطَّيِّبَاتِ وَيُحَرِّمُ عَلَيْهِمُ الْخَبَائِثَ
“Dia menyuruh mereka mengerjakan yang
ma’ruf dan melarang mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi
mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk”.
[Al-A’raaf: 157] [Lihat tafsir Ibnu Katsir jilid 2 hal. 167]
12. Di dalam al-Qur’an terdapat
kisah-kisah yang nyata, dan tidak (bersifat) khayalan, maka kisah-kisah Nabi
Musa bersama Fir’aun adalah merupakan kisah nyata. Firman Allah:
نَتْلُوا عَلَيْكَ مِن نَّبَإِ مُوسَى وَفِرْعَوْنَ
بِالْحَقِّ
“Kami membacakan kepadamu sebagian dari
kisah Musa dan Fir’aun dengan benar”. [Al-Qashash: 3]
Begitu pula kisah As-Haabul Kahfi
merupakan kisah nyata. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
نَحْنُ نَقُصُّ عَلَيْكَ نَبَأَهُم بِالْحَقِّ
“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu
(Muhammad) dengan sebenarnya”.[Al-Kahfi: 13].
Dan semua apa yang dikisahkan oleh Allah
Subhanahu wa Ta’ala dalam al-Qur’an adalah haq (benar). Allah berfirman:
إِنَّ هَذَا لَهُوَ الْقَصَصُ الْحَقُّ
“Sesungguhnya ini adalah kisah yang
benar”. [Ali-Imran: 62]
13. Al-Qur’an mengumpulkan antara
kebutuhan dunia dan akhirat. Allah berfirman:
وَابْتَغِ فِيمَآءَاتَاكَ اللهُ الدَّارَ اْلأَخِرَةَ
ولاَتَنْسَ نَصِيبَكَ مِنَ الدُّنْيَا وَأَحْسِن كَمَآأَحْسَنَ اللهُ إِلَيْكَ
“Dan carilah pada apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu
melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada
orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”. [Al-Qashash: 77]
14. Al-Qur’an memenuhi semua kebutuhan
(hidup) manusia baik berupa aqidah, ibadah, hukum, mu’amalah, akhlaq, politik,
ekonomi dan. permasalahan-permasalahan kehidupan lainnya, yang dibutuhkan oleh
masyarakat. Allah berfirman:
مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ
“Tiadalah Kami lupakan sesuatu apapun di
dalam Al-Kitab”. [Al-An’aam: 38]
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا
لِّكُلِّ شَىْءٍ وَهُدًى وَرَحْمَةً وَبُشْرَى لِلْمُسْلِمِينَ
“Dan Kami turunkan kepadamu Al-Kitab
(al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang
yang berserah diri”. [An-Nahl: 89]
Al-Qurthubi berkata dalam menafsirkan
firman Allah (مَّافَرَّطْنَا فِي الْكِتَابِ مِن شَىْءٍ ) Tiadalah Kami lupakan
sesuatu apapun di dalam Al-Kitab (Al-An’aam: 38) : “Yakni di dalam al-Lauh
al-Mahfud. Karena sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala sudah menetapkan apa
yang akan terjadi, atau yang dimaksud yakni di dalam al-Qur’an yaitu Kami tidak
meninggalkan sesuatupun dari perkara-perkara agama kecuali Kami menunjukkannya
di dalam al-Qur’an, baik penjelasan yang sudah gamblang atau global yang
penjelasannya bisa didapatkan dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam,
atau dengan ijma’ ataupun qias berdasarkan nash al-Qur’an”. [Juz 6 hal. 420].
Kemudian Al-Qurthubi juga berkata: “Maka
benarlah berita Allah, bahwa Dia tidak meninggalkan perkara sedikitpun dalam
al-Qur’an baik secara rinci ataupun berupa kaedah.
Ath-Thabari berkata dalam menafsirkan
ayat (وَنَزَّلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ تِبْيَانًا لِّكُلِّ شَىْءٍ) “Dan Kami
turunkan kepadamu Al-Kitab (al-Qur’an) untuk menjelaskan segala sesuatu.
(An-Nahl: 89): “Al-Qur’an ini telah turun kepadamu wahai Muhammad sebagai
penjelasan apa yang dibutuhkan manusia, seperti mengetahui halal dan haram dan
pahala dan siksa. Dan sebagai petunjuk dari kesesatan dan rahmat bagi yang
membenarkannya dan mengamalkan apa yang ada di dalamnya, berupa hukum Allah,
perintahNya dan laranganNya, menghalalkan yang halal mengharamkan yang haram.
…Dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri …… beliau berkata : “dan
sebagai gambar gembira bagi siapa saja yang ta’at kepada Allah dan tunduk
kepadaNya dengan bertauhid dan patuh dengan keta’atan, maka Allah akan berikan
kabar gembira kepadanya berupa besarnya pahala di akhirat dan keutamaan yang
besar. [Juz 14 hal. 161].
15. Al-Qur’an mempunyai pengaruh yang
kuat terhadap jiwa manusia dan jin.
Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) manusia
maka banyak kaum musyrikin pada permulaan Islam yang terpengaruh dengan
al-Qur’an dan merekapun masuk Islam. Sedangkan di zaman sekarang, saya pernah
bertemu dengan pemuda Nasrani yang telah masuk Islam dan dia menyebutkan
kepadaku bahwa dia terpengaruh dengan al-Qur’an ketika ia mendengarkan dari
kaset. Adapun (pengaruh yang kuat terhadap) jin, maka sekelompok jin telah
berkata:
قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ اسْتَمَعَ نَفَرٌ
مِّنَ الْجِنِّ فَقَالُوا إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا يَهْدِي إِلَى الرُّشْدِ
فَئَامَنَّا بِهِ وَلَن نُّشْرِكَ بِرَبِّنَآ أَحَدًا
“katakanlah (hai Muhammad):”telah
diwahyulkan kepadaku bahwasanya : sekumpulan jin telah mendengarkan
(al-Qur’an), lalu mereka berkata : Sesungguhnya kami telah mendengarkan
al-Qur’an yang menakjubkan, (yang) memberi petunjuk kepada jalan yang benar,
lalu kami beriman kepadanya. dan kami sekali-kali tidak tidak akan
mempersekutukan seorangpun dengan Rabb-kami” [Al-Jin : 1-2]
Adapun orang-orang musyrik, banyak
diantara mereka yang terpengaruh dengan al-Qur’an ketika mendengarnya. Sehingga
Walid bin Mughirah berkata: “Demi Allah, ini bukanlah syair dan bukan sihir
serta bukan pula igauan orang gila, dan sesungguhnya ia adalah Kalamullah yang
memiliki kemanisan dan keindahan. Dan sesungguhya ia (al-Qur’an) sangat tinggi
(agung) dan tidak yang melebihinya. [Lihat Ibnu Katsir juz 4 hal 443].
16. Orang yang belajar al-Qur’an dan
mengajarkan adalah orang yang paling baik. Berdasarkan sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam :
خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang
belajar al-Qur’an dan mengajarkannya”. [HR. Bukhari]
17. Orang yang mahir dengan al-Qur’an
bersama malaikat yang mulia, sedang orang yang membaca al-Qur’an dengan
tertatih-tatih dan ia bersemangat (bersungguh-sungguh maka baginya dua pahala
[HR. Bukhari-Muslim]
Arti As-Safarah = para malaikat.
18. Allah menjadikan al-Qur’an sebagai
pemberi petunjuk dan pemberi kabar gembira. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
إِنَّ هَذَا الْقُرْءَانَ يَهْدِي لِلَّتِي
هِيَ أَقْوَمُ وَيُبَشِّرُ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ
لَهُمْ أَجْرًا كَبِيرًا
“Sesungguhnya al-Qur’an ini memberikan
petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada
orang-orang Mu’min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”. [Al-Isra: 9]
19. Al-Qur’an menenangkan hati dan
memantapkan keyakinan. Orang-orang yang beriman mengetahui bahwa al-Qur’an
adalah tanda (mujizat) yang paling besar yang menenangkan hati mereka dengan
keyakinan yang mantap. Allah berfirman:
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُم
بِذِكْرِ اللهِ أَلاَ بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(Yaitu) orang-orang yang beriman dan
hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah hati menjadi tenteram”. [Ar-Rad: 28].
Maka apabila seorang mukmin ditimpa
kesedihan, gundah gulana, atau penyakit, maka hendaklah ia mendengarkan
al-Qur’an dari seorang Qari’ yang bagus suaranya, seperti al-Mansyawi dan yang
lainnya. Karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
حَسِّنُوْا الْقُرْآنَ بِأَصْوَاتِكُمْ فَإِنَّ
الصَّوْتَ الْحَسَنَ يَزِيْدُ الْقُرْآنَ حَسَنًا
“Baguskan (bacaan) al-Qur’an dengan
suaramu maka sesungguhnya suara yang bagus akan menambah keindahan suara
al-Qur’an”. [Hadits Shahih, lihat Shahihul Jami’ karya Al-Albani rahimahullah].
20. Kebanyakan surat-surat dalam
al-Qur’an mengajak kepada tauhid, terutama tauhid uluhiyah dalam beribadah,
berdo’a, minta pertolongan.
Maka pertama kali dalam al-Qur’an yaitu
surat al-Fatihah, engkau dapati firman Allah (إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ)
“Kami tidak menyembah kecuali kepadaMu dan kami tidak minta pertolongan kecuali
kepadaMu”. Dan diakhir dari al-Qur’an yaitu surat al-Ikhlas, al-Falaq, an-Naas,
engkau jumpai tauhid nampak sekali dalam firmanNya:
(قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ).
(Al-Ikhlash:1), dan:
(قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ)
(Al-Falaq:1) dan:
قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ
(An-Naas:1).
Dan masih banyak ayat tauhid di dalam
surat-surat al-Qur’an yang lain. Di dalam surat Jin engkau baca firman Allah
Azza wa Jalla :
قُلْ إِنَّمَآ أَدْعُوا رَبِّي وَلآ أُشْرِكُ
بِهِ أَحَدًا
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku hanya
menyembah Rabbmu dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya”. [Al-Jin:
20].
Juga di dalam surat yang sama Allah
berfirman:
وَأَنَّ الْمَسَاجِدَ لِلَّهِ فَلاَ تَدْعُوا
مَعَ اللهِ أَحَدًا
“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu
adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seseorangpun di dalamnya
di samping (menyembah) Allah”. [Al-Jin: 18].
21. Al-Qur’an merupakan sumber syari’at
Islam yang pertama yang Allah turunkan kepada Nabi kita Muhammad Shallallahu
‘alaihi wa sallam untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kufur, syirik dan
kebodohan menuju cahaya keimanan, tauhid dan ilmu. Allah berfirman:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ لِتُخْرِجَ
النَّاسَ مِنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّورِ بِإِذْنِ رَبِّهِمْ إِلَى صِرَاطِ الْعَزِيزِ
الْحَمِيدِ
“Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang
Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita
kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan
Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji”. [Ibrahim: 14].
22. Al-Qur’an memberitakan
perkara-perkara ghaib yang akan terjadi, tidak bisa diketahui kecuali dengan
wahyu. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
“Golongan itu (yakni kafirin Quraisy)
pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang”. [Al-Qamar: 45].
Dan sungguh orang-orang musyrik telah
kalah dalam perang Badar, mereka lari dari medan peperangan. Al-Qur’an (juga)
banyak memberitakan tentang perkara-perkara yang ghaib, kemudian terjadi
setelah itu. [1]
[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi
05//Tahun V/1422H/2001M. Penerbit Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl.
Solo-Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnote
[1]. Diterjemahkan oleh Ahmad Khamidin dari
makalah yang berjudul Min Khashaish Al-Qur’an Al-Karim, di dalam majalah
Al-Furqan no:85, hal: 24-2
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar