Mensyukuri Nikmat Rezeki Melalui Istighfar
Salah satu kiat agar dalam mencari rezeki dapat bertambah dan terus barokah maka biasakanlah untuk bersyukur.Sebab dengan bersyukur maka karunia rezeki akan ditambah.
Salah satunya melalui istighfar atau bertaubat. Kedengarannya aneh.Sebab istighfar merupakan cara untuk melakukan pertaubatan dan menebus dosa.Namun sebenarnya dibalik itu dapat pula membuka jalan yang lapang untuk memudahkan dalam mencari rezeki.
Istighfar merupakan tindakan permohonan ampunan kepada Allah atas dosa yang pernah kita lakukan.Istighfar harus dilakukan dengan sungguh-sungguh,jangan hanya di lisan saja.Seseorang yang ingin benar-benar bersih dari dosa maka harus melakukannya dengan niat dalam hati,dilahirkan dalam lisan,berjanji tidak akan mengulangi perbuatan itu kembali,menyesal,dan memperbaiki perilaku.
Bahwa orang yang enggan beristighfar maka akan banyak menemui kesulitan dalam hidupnya, termasuk sulit mendapatkan rejeki yang barokah. Ada beberapa dampak buruk dari perbuatan dosa, misalnya menjauhkan pertolongan Allah karena sebenarnya Allah hanya akan menolong hambaNya yang taat. Disamping itu, orang yang enggan beristighfar seringkali hidupnya tidak barokah, kurang bermanfaat bagi orang lain cenderung membuat kerusakan bagi orang lain.
Sesungguhnya istighfar itu merupakan suatu kesempatan atau peluang bagi kita untuk membersihkan dosa. Jika Allah menerima taubat kita, maka kita akan menjadi hamba yang dikasihi Nya. Kalau seorang hamba sudah dikasihi Allah, maka sudah tentu segala keinginannya dikabulkan. Termasuk keinginan untuk mendapatkan rejeki yang barokah dan terus bertambah.
Lalu apa kaitannya istighfar dengan bertambahnya rejeki yang barokah ? Di dalam Al quran dijelaskan bahwa barang siapa yang memohon ampunan ,maka dimudahkan segala urusannya.
Maka aku katakan kepada mereka, “Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu. Sesungguhnya Dia Maha Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat dan membanyakan harta dan anak anakmu ,dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula didalamnya) untuk mu sungai sungai .QS. Nuh 10-12.
Firman Allah tersebut bermakna jika manusia mau bertaubat kepada Allah,memohon ampunan dan beristighfar kepadaNya, kemudian mentaati segala perintah dan larangan Nya, maka Allah akan memperbanyak rejeki. Yakni dengan cara menurunkan air hujan serta keberkahan dari langit, mengeluarkan berkah dari bumi. Selanjutnya karena siraman hujan itu akan tumbuh berbagai tanaman yang akan berbuah banyak. Tanah yang subur itu membuat pula rumput- rumput tumbuh menghijau sehingga ternak ternak akan memakannya dengan sepuas puasnya. Binatang ternak menjadi gemuk dan mengeluarkan susu yang banyak.Itulah makna dari ayat tersebut di jaman Nuh.
Istighfar dapat dipakai untuk memohon turunnya hujan. Umar bin Khatab berpegan pada kandungan ayat ayat tersebut ketika beliau memohon hujan dari Allah Taala. Muthrif meriwayatkan dari Asy-Sya’bi, Bahwasanya Umar ra keluar untuk memohon hujan bersama sama rakyatnya.Beliau tidak lebih mengucapkan istighfar kemudian pulang. Seseorang bertanya, “ Aku tidak mendengar Tuan memohon hujan ?” Maka Umar menjawab ,” Aku memohon diturunkannya hujan dengan majadih dengannya diharapkan bakan turun hujan. Lalu beliu membaca ayat yang artinya ,” Mohonlah ampunan kepada Tuhanmu ,sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun , niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan hebat.” Hasan Al Basri misalnya menganjurkan agar istighfar juga dipakai untuk mengadukan kepada Allah tentang paceklik, kegersangan, kemarau panjang.Maka Hasan Al Basri berkata,”Beristighfarlah kepada Allah !” Yang tidak dikaruniai anak.Hasan Al Basri menyarankan,”Beristighfarlah kepada Allah.” Lalu ada lagi yang datang dan berkata,”Kebun ku tidak subur dan tidak berubah,tampak kekeringan.Do’akanlah agar kembali subur ! Hasan Al Basri menjawab,”Beristighfarlah kepada Allah !”
Sesungguhnya seruan beristighfar untuk membuka rezeki itu tidak hanya dilakukan oleh Nuh kepada pengikutnya,namun diterapkan pula oleh Hud Alaihis Salam. Dalam Al-Qur’an Surat Hud ayat 3 diterangkan,”Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya.(Jika kamu mengerjakan yang demikian),pasti Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus-menerus,dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaan.(Jika kamu mengerjakan yang demikian),pasti Dia akan memberi kenikmatan yang baik terus-menerus,dan Dia akan memberi kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya. Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan ditimpa siksa hari kiamat.”
Pada ayat tersebut ditemukan janji Allah yang berbunyi : Pasti Dia akan memberi kenikmatan yang baik (terus menerus) kepadamu.” Kenikmatan yang dimaksudkan dapat bermakna luas, misalnya kenikmatan tentang iman, kenikmatan tentang kesehatan, kenikmatan tentang rejeki dan sebagainya. Diberikan oleh Allah secara terus menerus. Jika kenikmatan itu berupa rejeki maka akan terus menerus bertambah dan tentu saja mengandung barokah.
Taken from ;Imam Al Ghazali
FS
Tanda tanda orang yang pandai bersyukur
Tanda tanda orang yang pandai bersyukur kepada Allah ialah ketika menerima nikmat, baik berupa rejeki maupun kesehatan, maka ia segera memuji secara tulus kepada Allah. Dia menyadari kalau kenikmatan yang diterima itu adalah pinjaman dari Allah. Tanpa kemurahannya, maka tak mungkin ia merasakan atau mendapatkan nikmat itu. Kemudian ia merasakan atau mendapatkan nikmat itu. Kemudian ia juga menerima nikmat itu dengan ikhlas, sukarela, qanaah, dan puas. Sekecil apapun bentuk kenikmatan itu, ia tetap bersyukur. Tak ada sifat rakus dan ingin meminta tambahan dari Allah. Ia yakin tanpa diminta, Allah akan menambah rejeki itu jika seseorang pandai bersyukur.Kemudian rejeki yang diterima itu dimanfaatkan untuk sesuatu yang baik, bukan untuk kesenangan maksiat.
Menurur Al Faqih, bahwa syukur itu dibedakan menjadi dua macam :
a. Syukur secara umum yakni seseorang itu mengakui bahwa nikmat yang diterima adalah semata mata dari Allah, bukan karena jerih payahnya. Upaya dan usaha yang dilakukan hanyalah sebagai sarana ikhtiar.Oleh karena itu, lisannya mengucapkan rasa syukur dengan membaca hamdalah.
b. Syukur secara khusus, yakni seseorang mengucapkan hamdalah lewat lisannya , makrifat melalui hatinya, semua anggota tubuhnya dipelihara dari hal hal yang tidak halal, termasuk memelihara lisan dari omongan kotor dan sebagainya.
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar