Al- Quran sebagai pedoman
hidup

Oleh Dr. Muhibbuthabry, M.Ag. Dekan
Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Banda Aceh.
ALQURAN merupakan petunjuk dan pedoman
hidup bagi seluruh umat manusia di permukaan bumi ini. Hidup dengan petunjuk
berarti hidup di bawah cahaya yang terang benderang. Ibarat lilin yang
menerangi di saat gelap gulita. Alquran menerangi umat Islam di tengah-tengah
kegulitaan hidup. Di saat gelap gulita, secercah cahaya begitu berguna. Hidup
tanpa Alquran berarti gelap tanpa cahaya, tanpa cahaya di saat gelap berarti
tanpa panduan dan kepastian kaki melangkah.
Allah Swt menggunakan permisalan
matahari dan bulan sebagai petunjuk. Kebutuhan manusia terhadap pedoman hidup,
ibarat butuhnya gelap pada cahaya. Pastinya sungguh amat berbahagia orang yang
senantiasa mengikuti petunjuk Alquran sebagai pedoman hidup di permukaan bumi
Allah ini. “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkannya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu)...” (QS. Yunus:
5)
Posisi Alquran bagi seorang muslim, di
samping menjadi penawar untuk segala penyakit ruhani dan jasmani juga menebar
rahmat bagi diri dan lingkungan sekitarnya. Perlu membaca, menghayati,
mencerdasi dan mengamalkan segala titah Alquran sebagai pedoman hidup demi
meraih sebuah kehidupan yang penuh ridha dan maghfirah Allah Swt, tanpa itu
semua Alquran tidak akan menjadi pedoman apa-apa bagi para pembacanya,
sebagaimana firmanNya: “Dan kami turunkan dari Alquran suatu yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Alquran itu tidaklah
menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Isra: 82).
Mengingat Alquran diturunkan pada bulan
yang penuh dengan berkah dan maghfirah ini, yaitu bulan Ramadhan sehingga juga
diwajibkan bagi umat Islam untuk berpuasa yakni menahan diri dari makan-minum,
bersetubuh dan segala hal-hal yang membatalkannya, maka begitu banyak pelajaran
dan hikmah yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup bagi seluruh umat manusia,
khususnya umat Islam. Ramadhan telah mengajarkan umat Islam tentang arti
penting sebuah keberkahan hidup.
Ada beberapa catatan penting yang perlu
kita cerdasi secara bersama tentang Ramadhan sebagai bulan yang istimewa dalam
perpsektif Alquran, yang ditandai dengan turunnya Alquran, satu-satunya pedoman
dan petunjuk kebenaran dalam kehidupan seorang muslim. Alquran memberikan
rambu-rambu kehidupan kepada manusia, mulai dari lampu kuning, hijau, merah dan
grey (abu-abu), selain hitam dan putih tentunya. Akibat yang satu dengan
lainnya masing-masing berbeda, tidak menghalalkan segala cara dan tidak
mengharamkan semua perkara.
Alquran menjadi pelita bagi seseorang
agar mampu menangkap rambu-rambu kehidupan dan akibatnya. Jangan sampai
gemerlap lampu itu membuat terlena, karena apabila kita terlena maka tentunya
akan terjerumus menjadi orang yang buta warna petunjuk dan barangkali akan
terjebak mengejar kilauan fatarmorgana. Fatamorgana, termasuk godaan mata,
selalu indah dalam pandangan namun tak pernah terbukti di alam nyata. Ia selalu
berbentuk impian dan angan-angan (tamanni) dari pada harapan dan cita-cita
(taraji).
Bulan Ramadhan merupakan arena
pergulatan penting guna membina kualitas pribadi seseorang melalui berbagai
pendidikan ruhani. Ragam ritual dan ketulusan spiritual diselenggarakan sebagai
bekal menyonsong “peperangan” sebenarnya dalam hidup di sebelas bulan
berikutnya. Dari awal sampai akhir Ramadhan adalah saat-saat menempa berbagai
pelatihan guna mendewasakan hati, pikiran dan sikap selama ini. berbagai ujian
digelar guna membina jiwa yang kokoh dan kukuk.
Ramadhan menjadi bulan suci dan penuh
berkah untuk umat Islam, karena di dalamnya terdapat ragam pengorbanan.
Ramadhan menjadi berkah karena enam keutamaan yaitu; bulan diturunkannya Alquran,
puasa di siang hari, shalat Tarawih di malam hari, Lailatul Qadr (malam
penentuan bagi hidup seeorang), pelaksanaan Zakat Fitrah dan Hari Raya Idul
Fitri. Sungguh suatu bulan yang selalu menuntun umatnya ke jalan yang benar
untuk menggapai ridha Allah.
Oleh karena itu, dari keenam peritiwa
selama Ramadhan itu merupakan simbol-simbol tersendiri bagi tuntunan dan dapat
dijadikan sebagai pedoman implementatif dalam kehidupan manusia. Semuanya bukan
tanpa makna, hikmahnya kembali kepada pelakunya bahkan dapat menentukan
kualitas hidup seseorang di masa yang akan datang. Allah telah mengingatkan,
apabila ingin selamat hidup di dunia dan akhirat kelak, maka berpegang teguhlah
kamu pada tali Allah (Alquran dan al-Sunnah).
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar