KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN
RAHASIANYA SERTA TATA CARA SHOLAT DHUHA

6
Keutamaan Sholat Dhuha
Sebelum kita membaca Artikel tentang 6
Keutamaan Sholat Dhuha mari kita membaca Bismillahirrahmanirrahim ...
Hadits Rasulullah Muhammad saw yang
menceritakan tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya:
1. Sedekah bagi seluruh persendian tubuh
manusia
Dari Abu Dzar al-Ghifari ra, ia berkata bahwa
Nabi Muahammad saw bersabda:
“Di setiap sendiri seorang dari kamu terdapat
sedekah, setiap tasbih (ucapan subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid
(ucapan alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (ucapan lailahaillallah)
adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, menyuruh kepada kebaikan adalah
sedekah, mencegah dari kemungkaran adalah sedekah. Dan dua rakaat Dhuha diberi
pahala” (HR Muslim).
2. Ghanimah (keuntungan) yang besar
Dari Abdullah bin `Amr bin `Ash radhiyallahu
`anhuma, ia berkata:
Rasulullah saw mengirim sebuah pasukan perang.
Nabi saw berkata: “Perolehlah keuntungan
(ghanimah) dan cepatlah kembali!”.
Mereka akhirnya saling berbicara tentang
dekatnya tujuan (tempat) perang dan banyaknya ghanimah (keuntungan) yang akan
diperoleh dan cepat kembali (karena dekat jaraknya).
Lalu Rasulullah saw berkata; “Maukah kalian
aku tunjukkan kepada tujuan paling dekat dari mereka (musuh yang akan
diperangi), paling banyak ghanimah (keuntungan) nya dan cepat kembalinya?”
Mereka menjawab; “Ya!
Rasul saw berkata lagi:
“Barangsiapa yang berwudhu’, kemudian masuk ke
dalam masjid untuk melakukan shalat Dhuha, dia lah yang paling dekat
tujuanannya (tempat perangnya), lebih banyak ghanimahnya dan lebih cepat
kembalinya.” (Shahih al-Targhib: 666)
3. Sebuah rumah di surga
Bagi yang rajin mengerjakan shalat Dhuha, maka
ia akan dibangunkan sebuah rumah di dalam surga. Hal ini dijelaskan dalam
sebuah hadits Nabi Muahammad saw:
“Barangsiapa yang shalat Dhuha sebanyak empat
rakaat dan empat rakaat sebelumnya, maka ia akan dibangunkan sebuah rumah di
surga.” (Shahih al-Jami`: 634)
4. Memperoleh ganjaran di sore hari
Dari Abu Darda’ ra, ia berkata bahwa
Rasulullah saw berkata:
Allah ta`ala berkata: “Wahai anak Adam,
shalatlah untuk-Ku empat rakaat dari awal hari, maka Aku akan mencukupi
kebutuhanmu (ganjaran) pada sore harinya” (Shahih al-Jami: 4339).
Dalam sebuah riwayat juga disebutkan:
“Innallaa `azza wa jalla yaqulu: Yabna adama akfnini awwala al-nahar bi’arba`i
raka`at ukfika bihinna akhira yaumika”
(Sesungguhnya Allah `Azza Wa Jalla berkata:
“Wahai anak Adam, cukuplah bagi-Ku empat rakaat di awal hari, maka aku akan
mencukupimu di sore harimu”).
5. Pahala Umrah
Dari Abu Umamah ra bahwa Rasulullah saw
bersabda:
“Barang siapa yang keluar dari rumahnya dalam
keadaan bersuci untuk melaksanakan shalat wajib, maka pahalanya seperti seorang
yang melaksanakan haji. Barang siapa yang keluar untuk melaksanakan shalat
Dhuha, maka pahalanya seperti orang yang melaksanakan `umrah…” (Shahih
al-Targhib: 673).
Dalam sebuah hadits yang lain disebutkan bahwa
Nabi saw bersabda:
“Barang siapa yang mengerjakan shalat fajar
(shubuh) berjamaah, kemudian ia (setelah usai) duduk mengingat Allah hingga
terbit matahari, lalu ia shalat dua rakaat (Dhuha), ia mendapatkan pahala
seperti pahala haji dan umrah; sempurna, sempurna, sempurna..” (Shahih
al-Jami`: 6346).
6. Ampunan Dosa
“Siapa pun yang melaksanakan shalat dhuha
dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak
buih di lautan.” (HR Tirmidzi)
Sekian Artikel tentang 6 Keutamaan Sholat
Dhuha , semoga bermanfaat bagi kita semua , Amin
MASIH DI LANJUT DI BAWAHNYA INI,,
KEUTAMAAN ,MANFAAT DAN RAHASIANYA,
Dari Abu Dzar, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda: “Pada pagi hari setiap tulang (persendian) dari kalian
akan dihitung sebagai sedekah. Maka setiap tasbih adalah sedekah, setiap tahmid
adalah sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
memerintahkan kebaikan (amar ma’ruf) dan melarang dari berbuat munkar (nahi
munkar) adalah sedekah. Semua itu cukup dengan dua rakaat yang dilaksanakan di
waktu Dhuha.”
[HR. Muslim, Abu Dawud dan riwayat Bukhari
dari Abu Hurairah]
Dari Abu Hurairah, ia berkata: “Kekasihku
Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah berwasiat kepadaku tiga perkara: [1] puasa
tiga hari setiap bulan, [2] dua rakaat shalat Dhuha dan [3] melaksanakan shalat
witir sebelum tidur.”
[HR. Bukhari, Muslim, Turmuzi, Abu Dawud,
Nasa’i, Ahmad dan Ad-Darami]
Dari Abud Darda, ia berkata: “Kekasihku telah
berwasiat kepadaku tiga hal. Hendaklah saya tidak pernah meninggalkan ketiga
hal itu selama saya masih hidup: [1] menunaikan puasa selama tiga hari pada
setiap bulan, [2] mengerjakan shalat Dhuha, dan [3] tidak tidur sebelum
menunaikan shalat Witir.”
[HR. Muslim, Abu Dawud, Turmuzi dan Nasa’i]
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12
(dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Dari Abu Said [Al-Khudry], ia berkata: Adalah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengerjakan shalat Dhuha, sehingga
kami mengira bahwa beliau tidak pernah meninggalkannya. Dan jika beliau
meninggalkannya, kami mengira seakan-akan beliau tidak pernah mengerjakannya”.
[HR. Turmuzi, hadis hasan]
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “Shalat Dhuha itu dapat mendatangkan rejeki dan menolak kefakiran.
Dan tidak ada yang akan memelihara shalat Dhuha melainkan orang-orang yang
bertaubat.”
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
Anjuran Shalat Dhuha
Dari Aisyah, ia berkata: “Saya tidak pernah
sama sekali melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menunaikan shalat
Dhuha, sedangkan saya sendiri mengerjakannya. Sesungguhnya Rasulullah SAW pasti
akan meninggalkan sebuah perbuatan meskipun beliau menyukai untuk
mengerjakannya. Beliau berbuat seperti itu karena khawatir jikalau orang-orang
ikut mengerjakan amalan itu sehingga mereka menganggapnya sebagai ibadah yang
hukumnya wajib (fardhu).”
[HR. Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ahmad, Malik
dan Ad-Darami] ditulis di blog fadlie.web.id
Dalam Syarah An-Nawawi disebutkan:
Aisyah berkata seperti itu karena dia tidak
setiap saat bersama Rasulullah. Pada saat itu Rasulullah memiliki istri
sebanyak 9 (sembilan) orang. Jadi Aisyah harus menunggu selama 8 hari sebelum
gilirannya tiba. Dalam masa 8 hari itu, tidak selamanya Aisyah mengetahui
apa-apa yang dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam di rumah istri
beliau yang lain.
Waktu Afdol untuk Shalat Dhuha
Dari Zaid bin Arqam, bahwa ia melihat orang-orang
mengerjakan shalat Dhuha [pada waktu yang belum begitu siang], maka ia berkata:
“Ingatlah, sesungguhnya mereka telah mengetahui bahwa shalat Dhuha pada selain
saat-saat seperti itu adalah lebih utama, karena sesungguhnya Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Shalatnya orang-orang yang kembali
kepada ALLAH adalah pada waktu anak-anak onta sudah bangun dari pembaringannya
karena tersengat panasnya matahari”.
[HR. Muslim]
Penjelasan:
Anak-anak onta sudah bangun karena panas
matahari itu diqiyaskan dengan pagi hari jam 08:00 AM, adapun sebelum jam itu
dianggap belum ada matahari yang sinarnya dapat membangunkan anak onta.
Jadi dari rincian penjelasan diatas dapat
disimpulkan waktu yg paling afdol untuk melaksanakan dhuha adalah Antara jam
08:00 AM ~ 11:00 PM
Jumlah Rakaat Shalat Dhuha
>> 4 RAKAAT
Dari Mu’dzah, bahwa ia bertanya kepada Aisyah:
“Berapa jumlah rakaat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
menunaikan shalat Dhuha?”
Aisyah menjawab: “Empat rakaat dan beliau
menambah bilangan rakaatnya sebanyak yang beliau suka.”
[HR. Muslim dan Ibnu Majah]
>> 12 RAKAAT
Dari Anas [bin Malik], bahwa Nabi shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa mengerjakan shalat Dhuha sebanyak 12
(dua belas) rakaat, maka ALLAH akan membangunkan untuknya istana di syurga”.
[HR. Turmuzi dan Ibnu Majah, hadis hasan]
>> 8 RAKAAT
Dari Ummu Hani binti Abu Thalib, ia berkata:
“Saya berjunjung kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pada tahun
Fathu (Penaklukan) Makkah. Saya menemukan beliau sedang mandi dengan ditutupi
sehelai busana oleh Fathimah putri beliau”.
Ummu Hani berkata: “Maka kemudian aku
mengucapkan salam”. Rasulullah pun bersabda: “Siapakah itu?” Saya menjawab:
“Ummu Hani binti Abu Thalib”. Rasulullah SAW bersabda: “Selamat datang wahai
Ummu Hani”.
Sesudah mandi beliau menunaikan shalat
sebanyak 8 (delapan) rakaat dengan berselimut satu potong baju. Sesudah shalat
saya (Ummu Hani) berkata: “Wahai Rasulullah, putra ibu Ali bin Abi Thalib
menyangka bahwa dia boleh membunuh seorang laki-laki yang telah aku lindungi,
yakni fulan Ibnu Hubairah”.
Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda: “sesungguhnya kami juga melindungi orang yang kamu lindungi, wahai
Ummu Hani”.
Ummu Hani juga berkata: “Hal itu (Rasulullah
shalat) terjadi pada waktu Dhuha.”
[HR. Muslim]
Tata Cara Shalat Dhuha
Berniat untuk melaksanakan shalat sunat Dhuha
setiap 2 rakaat 1 salam. Seperti biasa bahwa niat itu tidak harus dilafazkan,
karena niat sudah dianggap cukup meski hanya di dalam hati.
Membaca surah Al-Fatihah
Membaca surah Asy-Syamsu (QS:91) pada rakaat
pertama, atau cukup dengan membaca Qulya (QS:109) jika tidak hafal surah
Asy-Syamsu itu.
Membaca surah Adh-Dhuha (QS:93) pada rakaat
kedua, atau cukup dengan membaca Qulhu (QS:112) jika tidak hafal surah
Adh-Dhuha.
Rukuk, iktidal, sujud, duduk dua sujud,
tasyahud dan salam adalah sama sebagaimana tata cara pelaksanaan shalat fardhu.
Menutup shalat Dhuha dengan berdoa. Inipun
bukan sesuatu yang wajib, hanya saja berdoa adalah kebiasaan yang sangat baik
dan dianjurkan sebagai tanda penghambaan kita kepada ALLAH.
catatan :
>> Sebagaimana shalat sunat lainnya,
Dhuha dikerjakan dengan 2 rakaat 2 rakaat, artinya pada setiap 2 rakaat harus
diakhiri dengan 1 kali salam.
>> Adapun surah-surah yang dibaca itu
tidak ada hadis yang mengaturnya melainkan sekedar ijtihad belaka, kecuali
membaca Qulya dan Qulhu adalah sunnah Rasulullah, tetapi bukan untuk shalat
Dhuha, melainkan shalat Fajr. Kita tidak dibatasi membaca surah yang manapun
yang kita sukai, karena semua Al-Qur’an adalah kebaikan.
>> Doa pun tidak dibatasi, kita boleh
berdoa apa saja asalkan bukan doa untuk keburukan.
>> Doa yang terkenal dalam mazhab
Syafi’i ada pada slide selanjutnya. Selain doa itu kita boleh membaca doa yang
kita sukai. Namun karena ada aturan mazhab, maka hendaklah kita jangan melupakan
agar memulai doa itu dengan menyebut nama ALLAH, memuji syukur kepada-NYA dan
kemudian bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Do’a Sesudah Shalat Dhuha
ALLAAHUMMA INNADH-DHUHAA ‘ADHUHAA ‘UKA – WAL
BAHAA ‘ABAHAA ‘UKA – WAL JAMAALA JAMAALUKA – WAL QUWWATA QUWWATUKA – WAL
QUDRATA QUDRATUKA – WAL ‘ISHMATA ‘ISHMATUKA.
ALLAAHUMMA IN KAANA RIZQII FIS-SAMAA ‘I FA
ANZILHU – WA IN KAANA FIL ARDI FA AKHRIJHU – WA IN KAANA MU’ASSARAN FA YASSIRHU
– WA IN KAANA HARAAMAN FATHAHHIRHU – WA IN KAANA BA’IIDAN FA QARRIBHU, BIHAQQI
DHUHAA ‘IKA, WA BAHAA ‘IKA, WA JAMAALIKA, WA QUWWATIKA, WA QUDRATIKA.
AATINII MAA ‘ATAITA ‘IBAADAKASH-SHAALIHIIN.
Artinya:
“Wahai ALLAH, bahwasanya waktu Dhuha itu waktu
Dhuha-MU – dan kecantikan adalah kecantikan-MU – dan keindahan adalah
keindahan-MU – dan kekuatan adalah kekuatan-MU – dan kekuasaan adalah
kekuasaan-MU – dan perlindungan itu adalah perlindungan-MU.
Wahai ALLAH, jikalau rejekiku masih diatas
langit, maka turunkanlah – Dan jikalau ada didalam bumi maka keluarkanlah – dan
jikalau sukar maka mudahkanlah – dan jika haram maka sucikanlah – dan jikalau
masih jauh maka dekatkanlah dengan berkat waktu Dhuha, keagungan, keindahan,
kekuatan dan kekuasaan-MU
No comments:
Post a Comment
Silahkan Tinggalkan Komentar